TELAH TERBIT
Buku Antologi Cerpen
Jilid 2 dari Event Persahabatan
Buku Antologi Cerpen
Jilid 2 dari Event Persahabatan
Buku: Sahabat Dunia Akhirat
Penulis: Fathorrozi, Auwthar Andrean, dkk
Penerbit: Pena Indis,
Tebal Buku: 174 hlm
Ukuran: 14x20 cm
ISBN: 978-602-1334-07-2
Peyunting: Nitha Ayesha
Pemerhati Aksara: Nitha Ayesha
Tata Letak: Fandy Said
Perwajahan, Muka & Isi: Pena Indis
Harga Buku: Rp.42.000,- (Di luar Ongkir)
Penulis: Fathorrozi, Auwthar Andrean, dkk
Penerbit: Pena Indis,
Tebal Buku: 174 hlm
Ukuran: 14x20 cm
ISBN: 978-602-1334-07-2
Peyunting: Nitha Ayesha
Pemerhati Aksara: Nitha Ayesha
Tata Letak: Fandy Said
Perwajahan, Muka & Isi: Pena Indis
Harga Buku: Rp.42.000,- (Di luar Ongkir)
Masa Pre Order: 20 Mei s/d 30 Mei 2014
(Khusus kontributor yang pesan dan transfer masa pre order= Rp.37.000,-)
Cara Pemesanan:
SMS/WA ke No. Hp 081327714422 (Ukh Nitha)
Atau melalui pesan fb ke akun Pena Indis (https://facebook.com/pena.indhis)
Atau melalui pesan fb ke akun Pena Indis (https://facebook.com/pena.indhis)
Atau melalui Akh Fathor Rozi
Dengan format : Judul Buku_Nama_Alamat Lengkap_No HP_Jumlah Pemesanan
Atau via Toko Buku Pena Indis Online di www.indhisbook.com
Atau via Toko Buku Pena Indis Online di www.indhisbook.com
Sinopsis:
Aku baru sadar dengan keanehan teman baruku. Dia seumuran denganku tapi
tubuhnya lebih pendek, lebih kurus. Aku merasa seperti raksasa di
sebelah tubuhnya yang mungil. Kulitnya pucat, dia mudah sekali sesak
napas jika lelah, membuat kulitnya jadi aneh, terlihat kelabu. Bibir dan
kuku jarinya pun kebiru-biruan.
Kamil tidak sekolah lagi karena
dia tidak kuat duduk beberapa jam di kelas. Katanya dia tidak ingin
menyusahkan ibunya yang setiap kali dia pingsan, datang ke sekolah dan
harus repot mencari angkutan untuk membawanya pulang ke rumah
kontrakan. Dia juga tidak mampu berjalan jauh ke sekolah dan tidak punya
kursi roda. Ibunya pun tidak bisa mengantar-jemput karena harus
berkeliling menjual sayur supaya mereka bisa tetap makan. Dalam segala
keterbatasan tubuh dan ekonominya Kamil tetap belajar, meminjam
buku-bukuku, katanya nanti dia akan mengikuti ujian persamaan.
Kamil mengajariku untuk ikhlas melepaskan dia yang pergi dalam senyum.
Aku tidak pernah mendengar dia mengeluh karena sakitnya, karena
kemiskinan yang membelit hidupnya, karena sedikitnya sanak keluarga
setelah dia menjadi anak yatim, dan banyak lagi pelajaran hidup lainnya
yang semakin jelas ketika dia sudah meninggal. Bagiku, Kamil adalah
sahabat dunia dan akhirat. Sahabat yang selalu mengingatkan aku tentang
2S, sabar dan syukur dalam menjalani kehidupan.
Kontributor:
Fathorrozi, Auwthar Andrean, Rere Zivago, Wahda Khadija Salsabiila,
Fatna Harista, Mukhdariah Madjid, Nenny Makmun, Bunga Sholekha, Diannur
Fajria, Ghoffar Albab Maarif, Islah Wardani, Kakranita, Lenni Ika
Wahyudiasti, Luk Luk il maknuun, Mas Ipin, Mentari, Muhamad Pajri,
Pelangi Althafunnisa, Rahma A.Sy, Risma AR, Siti Ratnawati, Tri, Via
Rinzeani, Wulan Ary Arviati, Zulfia Risda, Muarrikh Al Anthaqiya, Dinu
Chan, Hikmawati Chotyun, Rizky Al Khanza, Rosi Aria Lestari, Diana
Tidak ada komentar:
Posting Komentar