RASULULLAH Shalallahu ‘alaihi wassalam. Kehadirannya menunjuki jalan
yang mulia. Karena Islam yang dibawa, manusia yang pandai akan
berbondong-bondong memilih surga dan menjauhi neraka. Jalan hidupnya,
yakni Islam. Karena kemuliaannya, tiada lagi yang berhak mencari sosok
teladan selain teladan yang dicontohkan. Karena perjuangannya, Islam
hadir ditengah-tengah kehidupan dunia. Karena Allah, kita pun mampu
mengenal keagungan RasulNya. Dan karena itulah, jalan yang tepat dan
satu-satunya jalan yakni mengikuti perjuangan menegakkan syari’at Islam. Sungguh, merupakan tonggak dasar bagi umat Islam. Jika mereka memilih
Islam dalam jalan hidupnya. Memilih dakwah menjadi sumber prioritas
dalam setiap aktivitas kesehariannya.
Da’wah, secara etimologi adalah undangan atau seruan, sedangkan
secara syar’i, adalah seruan kepada orang lain agar melakukan kemakrufan
dan mencegah dari kemungkaran, atau juga bisa didefinisikan dengan
usaha untuk mengubah keadaan yang rusak, dan tidak Islami, menjadi baik
sesuai dengan Islam.
Kedua pengertian itu di atas diambil dari nas hadist, sebagaimana
yang dinyatakan Rasulullah SAW, “Siapa saja diantara kalian yang melihat
kemungkaran, hendaklah merubahnya dengan tangannya dan jika tidak
mampu, hendaknya mengubahnya dengan lisannya, dan jika dia tidak mampu,
hendaknya mengubahnya dengan hatinya. Sesungguhnya hal itu merupakan
selemah-lemahnya iman.” (HR. Ahmad, Muslim, Abu Dawud, at Tirmidzi, an
Nasa’i, Ibn Majah dari Abi Sa’id al-Khudri).
Karena itu, dakwah tidak hanya dicukupkan pada menyeru saja.
Melainkan hingga mengubah keadaan yang tidak sesuai dengan Islam menjadi
keadaan yang sesuai dengan yang syari’atkan Islam. Sedangkan perubahan
tersebut ada yang bersifat ishlahiyyah (reformatif) dan inqilabiyyah
(revolusioner). Perubahan inqilabiyyah adalah perubahan yang dimulai
dari asas, yaitu perubahan aqidah, sedangkan perubahan ishlahiyyah
adalah perubahan yang dimulai dari kulit, tidak sampai menyentuh
asasnya.
Batasan “keadaan rusak”, yang tidak Islami mempunyai konotasi, bahwa
kerusakan tersebut karena tidak sesuai dengan Islam. Artinya, yang
menentukan keadaan tersebut baik atau rusak adalah Islam, yaitu dengan
dijadikannya Islam sebagai standar setiap langkah pilihan hidupnya. Ini
merupakan seluruh aspek, baik sosial, pemerintahan, ekonomi, pendidikan,
dan sebagianya.
Namun, kenyataannya da’wah bukanlah jalan yang mudah. Jelaslah, jalan
da’wah para Nabi dan Rasul menggambarkan pada kita bahwa da’wah adalah
sebuah jalan perjuangan yang tidak semudah yang dibayangkan. Rintangan
hidup, bahkan ujian hingga kematian menjadi tantangan adalah sejarah
dalam sebuah perjalanan da’wah.
Tentu kita tidak akan lupa, perjalanan panglima perang yang dipimpin
oleh Zaid bin Haritsah saat hendak menaklukkan Islam di wilayah Wadzil
Qura’. Perjalanannya tercantum dalam sejarah hidupnya. Ibnu Ishaq mampu
mengkisahkannya. Pada saat itu, bulan Rajab tahun (keenam hijriyah),
Rasulullah SAW yang telah menyiapakan pasukan yang dipimpin oleh Zaid
bin Haritsah untuk diberangkatkan ke Wadzil Qura’.
Disanalah pasukan Zaid dipertemukan dengan Bani Fazarah. Banyak
diantara mereka (pasukan Zaid) terbunuh, sehingga tampak sedih dan
kondisi lemas menghampiri Zaid. Mereka, banyak yang terbunuh.
Mereka banyak yang telah menjadi darah-darah pertama yang telah
disaksikan para malaikat sebagai pejuang Islam. Mendakwahkan Islam
mengikuti perintah Rasul. Berharap surga, menyerahkan diri mereka pada
Islam. Berharap kemuliaan mereka dapatkan saat kelak Allah memanggil
satu-satu dihadapanNya.
To Be Continue
Tidak ada komentar:
Posting Komentar