Kehendak Allah l Syafakallah
Allah berkehendak mencabut nikmat sehat pada makhlukNya yg Dia pilih.
Bahkan tak harus bertanya, apakah mereka terima atau tidak terima.
Apakah mereka bersedia atau menolaknya. Apakah mereka sedih ataukah
senang.
Allah berkehendak
menggantikan nikmat sehat dengan sedikit rasa sakit. Agar kita belajar
memahami bahwa Allah tak sulit mentransfer rasa sakit pada yang lapang
ataupun saat sempit.
Allah berkehendak menggantikan rasa sakit saat sebelumnya dirasakan pada orang lain.
Agar kitapun mampu merasakan sakit yang mereka rasakan, serta memetik buah kesabaran.
Agar kitapun mampu merasakan sakit yang mereka rasakan, serta memetik buah kesabaran.
Allah berkehendak menimpakan rasa sakit pada sebuah keluarga yang tak
terduga. Lagi-lagi, ini hanya Allah yang mampu membuat skenarionya.
Kemarin anaknya, hari ini ayah yang sejak kecil mendampinginya.
Allah berkehendak memberi nikmat sakit saat manusia merasa berduka. Kehilangan sanak beserta keluarga terdekatnya.
Allah berkehendak menambah rasa sakit pada insan yang tak mengenal
batas tempat tinggalnya. Tengok saja di belahan dunia, bukan satu, dua,
atau tiga. Bahkan jutaan ribu manusia. Begitu pula di Kota Angin, Allah
menempatkan rasa sakit agar mereka semakin yakin Dia maha kuasa.
Adakalanya saat orang sedang berta'ziyah ketika itu dicabut nikmat
sehatnya. Ada pula saat seseorang sedang menikmati liburan kenaikan
kelas Allah menghadiahkan sakit pada tubuhnya.
Karena pada
hakikatnya sakitnya tentu membawa bukti terhadap Allah. Sejauh mana kita
berlari Allah tetap akan mampu menghadiahkan pada kita.
Bila
kemarin sudah taat, kini semakin ditambah kedekatan dan kekuataannya.
Bila kemarin belum taat, saatnya mengenal Allah semakin dekat.
( RSUD Nganjuk)
#Allah berkehendak
Monggo, kita doakan guru kita, tetangga kita, saudara kita, dan
kawan-kawan kita yang kini dikehendaki Allah merasakan nikmatnya sakit
yang tidak ada kemampuan memberi selain Allah azza wajala.
“Tidaklah seorang muslim tertimpa suatu penyakit dan sejenisnya,
melainkan Allah akan mengugurkan bersamanya dosa-dosanya seperti pohon
yang mengugurkan daun-daunnya”.
(HR. Bukhari no. 5660 dan Muslim no. 2571)
-Mu'arrikhul Inqilaaby-
Nganjuk, Ahad, 28 Desember 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar