Pendidikan Sekuler : Pemandulan Identitas Pemuda Muslim

PENDIDIKAN SEKULER: PEMANDULAN IDENTITAS PEMUDA MUSLIM

Yudhistira Hall, Jogjakarta Expo Center pada Sabtu (07/05), menjadi saksi perjuangan Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia bersama lima ratusan pemudi di seluruh Indonesia dalam  acara Konferensi Perempuan. Acara yang bertajuk “Pemuda Muslim Pelopor Perubahan Hakiki”  itu dimulai pukul 08.00 WIB dan akan berlangsung hingga pukul 15.00 WIB.


Digelarnya Konferensi Perempuan  ini menjadi perjuangan Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia untuk menunjukkan kepeduliannya terhadap pendidikan di Negeri Ini. Mengawali tahun 2016, MHTI mengajak Pemuda Muslim khususnya untuk menyadari kondisi pendidikan sekuler yang membahayakan.  Hj. Nida Sa’adah, SE., MEI selaku DPP MHTI mengatakan bahwa Barat berupaya menjauhkan aqidah  Islam dari pemuda Muslim.


Dalam kutipannya ia mengatakan, Uskup Samuel Zweme, "Anda telah mempersiapkan pemuda di tanah air kaum muslimin yang yang tidak mengenal hubungannya dengan Allah dan memang mereka tidak ada keinginan sedikitpun untuk mengerti tentang-Nya. Anda telah mengeluarkan kaum Muslim dari Islam sementara Anda tidak menyebabkan dia masuk ke dalam agama Kristen. Selain itu, seseorang yang dibesarkan di dalam Islam telah dicetak menjadi sesuai dengan apa yang telah diinginkan kolonialisme untuknya; ia tidak peduli dengan malapetaka yang tengah terjadi, dan dia senang bersantai dan bermalas-malasan, sedangkan kepeduliannya tentang hidup ini tidak keluar dari hawa nafsunya", tegasnya.


Acara yang dihadiri ratusan perempuan dari berbagai wilayah di seluruh Indonesia menghadirkan Ustadzah Nida Sa’adah sebagai salah satu pemateri. Menurutnya, Barat telah menjerumuskan negeri-negeri Islam (termasuk Indonesia, red) dalam membuat kurikulum yang tidak berbasiskan Islam. Barat berupaya memalingkan pemuda Islam dari Islam, dan berbelok arah kepada budaya Barat.


Organisasi-organisasi pemuda, asosiasi perempuan, dan lembaga-lembaga Barat seperti USAID, UNICEF, UNESCO, dan British Council. memberikan bantuan kepada para pelajar berikut pendidikan dan kesejahteraan mereka, sementara di dalam (dan pada kenyataannya) mengandung racun mematikan dengan sekulerisasi pemikiran dan konsep-konsep anak-anak umat ini. Pengaruhya membahayakn.


Solusi yang ditawarkan adalah kembali pada penerapan Islam yang hilang.  Negara Khilafah yang menerapkan Islam secara komprehensif  mempunyai tujuan pendidikan yang mulia. Pertama, membangun kepribadian, mentalitas, dan karakter Islam. Kedua, adalah mempersiapkan anak-anak Muslim sehingga akan lahir para ulama yang mampu memikul negara Islam dan umat Islam di atas bahu-bahu mereka sehingga menjadi negara terkemuka dan peringkat nomor satu di antara bangsa-bangsa dan negara-negara lain di dunia

1 komentar:

Unknown mengatakan...

Waaaahh ternyata si uskup gila jg euy, harus dijadiin ikan teri......

Posting Komentar