:: Sekilas Mengenalmu | Afwan belum Memahamimu ::



Inilahsebuah kata yang terucap disaat memasuki hari nan penuh berkah Insya Allah. Yap! hari jumat. Tentu sebagai mahasiswa / siswi dan identitas sebagai seorangmuslim tidak terlepas, dan selalu melakukan “fastabiqul khoirot” tidak jugamembataskan pada hari jumat saja, tiap hari ya kawan !. Akan saya kutip hadistmengenai hari jumat dibawah ini. Tentu tidak asing lagi membaca hadist dibawahini, “sok atuh” dibaca lagi mungkin ada yang lupa dan yang belum tahubarangkali.
“Dari Abi Hurairah ra, Rasulullah SAW bersabda: Hari terbaikterbitnya matahari adalah pada hari jum’at, pada hari itu Adam diciptakan, padahari itu pula dimasukkan ke dalam surga dan pada hari itu tersebut diadikeluarkan dari surga” (HR. Muslim) Sebagai hari terbaik, maka layaklahkiranya kita menyambut dengan segenap kebaikan dalam semangat dan niatanberibadah. Harus ada yang berbeda pada hari jumat, sebagaimana sejarah dansyariat kita telah mencontohkannya.”
“Karena pada hariJumat doa kita lebih Mustajabah Kita berbahagia karena inilah hari terbukapeluang doa kita. Mari mengisinya dengan bermunajat kebaikan sembarimelantunkan doa-doa penuh harapan, khususnya pada waktu-waktu yang mustajabsebagaimana diisyaratkan Rasulullah SAW. Diriwayatkan oleh Muslim di dalamkitab shahihnya dari Abi Hurairah radhhiyallahu a’nhu bahwa Nabi Muhammadshalallahu’alaihi wasallam bersabda: Sesungguhnya pada hari jum’at terdapatsatu saat tidaklah seorang muslim mendapatkannya dan dia dalam keadaan berdirishalat dia meminta kepada Allah suatu kebaikan kecuali Allah memberikannya, dandia menunjukkan dengan tangannya bahwa saat tersebut sangat sedikit. ( HR.Muslim no: 852 dan Al-Bukhari no: 5294)”

Sedikit berbagi pengalaman yang bertepatan dihari jumat. Sebuah aqad menjadi suatu hal yang sangat penting, apalagi kitasebagai seorang muslim. Aqad sebuah perjanjian bukan lagi untuk kita dengan sesamemanusia saja tetapi khususnya aqad itu jelas disaksikan oleh Allah SWT.
Berlari – lari dari kediaman terdekat menujukampus dengan lantai 4 tujuannya sudah menjadi suatu hal yang agak “sedikitwajar”. Kalau ditanya mahasiswa sebagian diantara mereka penah melakukannya danberpengalaman demikian, kecuali jika kampusnya tidak belantaikan 4 :D. Jam 09.00harus berada diruang kuliah. Jam tangan hitam yang sudah tua setia menenamipelariannya dari rumah hingga tiba didepan ruang kuliah. Saat itu jam hitamnyamenunjukkan pukul Sembilan kurang 2 menit. Nafas pun tak beraturan dan ternyatadosen sudang duduk dengan wibawa diatas meja eits kursi maksudnya” hehe. “YaAllah kali ini tidak menepati aqad diri bahwa aku harus datang sebelum dosendatang, aku kalahh aku kalahh” gumamnya dalam hati kecilnya. “Tapi aku tidakkalaah dengan aqad dikelas yee yee yee,,!! ” teriakannya dalam hati juga :D, kanmasih kurang 2 menit dari jam 9.
Melangkahlah kaki memesuki uang kuliah yangdipenuhi pemida dan juga pemudi behehean duduk dibelakang. Heran juga hinggasaat ini kenapa masih banyak mahasiswa yag ketika datng keruang perkuliahanlebih awal selalu menempeti kusi paling belakang?!. Umumnya dan afdholnya jikadilihat ketika sholat jamaah bukannya makmum yang dahulu selalu berebut didepanagar dapat unta? :D. Tapi beda tenyata ada yang menagatakan “buat teman – temanyang datang akhi sajalah kan berbaik hati” xixix okelah ada niatan bagusternyata!, ada juga “takut dosennya ntar ditunjuk2” hehe iya sich terkadangmemang yang didepan menjadi sasaran, tetapi belakangpun tal luput daitunjukannya juga kan !? hayo alasan apalagi. Hm hm mahasiswa sekaang memangcerdas !. sambung cerita mahasiswi yangtadi sudah belarian aja yuk. Jreng jreng,,, mata kuliah dimulai….. :””
Pagi ini membahas tentang tradisi, wuis sudahbiasa ya tapi gak papalah bia tambah mateng materinya. Dosen yang tadi dudukdiatas kursi pun berdiri menghampiri dan mendekati mahasiswa. Bertanya “Masdulu eyang2nya sudah punya jilbab kayak itu belum”? sambil menunjuk satu akhwatdipojokan. “Belum” jawabnya, jadi memang jilbab sekarang itu berbeda – beda,penuh warna terus “apakah nanti eyang – eyangnya akan masuk neraka karena belumpakai jilbab kayak sekarang itu ?” tanyanya lagi. Dan pertanyaan pun teustelontarkan, hingga semakin lama semakin lama jadi aneh terdengar. “menutupaurat apakah harus dengen pakai jilbab besar, pakai jubah, terus yang laki –laki harus pakai begitu juga atau pakai celana yang sedikit kebanjiran?” (serentakruang pekuliahan pun ame dengan tawa dari ujung depan, belakang hingga sudut2tembok punikut tertawa). Jleg ..!! sudah ada yang aneh diruang ini. Ada empatakhwat yang didepan terlihat diam seribu bahasa dengan mata saling melirikkanan kiri. Entah apa yang dirasakannya dengan kondiisi demikian, karena keempat – empatnya memakai kerudung besarr, ada yang pakai jilbab atau jubah. Pernyataandosen pun berlanjut ternyata. “Pakaian arab itu tidak usahlah dibawa – bawa keIndonesia, kita punya pakaian sendiri tanpa mengikuti mereka”. Dan masih banyakpenyataan yang sekiranya tidak sesuai dengan pemahaman Islam yang didapat olehseorang akhwat. “maaf pak!” seketika ada suara dari pojok depan dengan acungantangannya. Dosen pun dengan ramah menyapa “oh ya mb silahkan”!. “Saya tidaksetuju dengan apa yang bapak utaraka dai tadi mengenai banyak hal, tetapidisini saya sedikit ingin meluruskan apa yang sudah saya pahami selama inikarena keterbatasan waktu. Bapak mengatakan mengenai keudung besar, jubah,jilbab besar dan lain sebagianya yang menurut anda berasal dari Arab itu salahbesar! Bisa dilihat di Al Qur’an QS. AL Ahzab ayat 5 enam serta An Nur ayat 31,disitu dijelaskan dengan gmablang perintah untuk menutup aurat bagi perempuan. Danjelas bahwa itu bukan dari Arab, ingat peradaban Arab kala itu sebelum turunnyaayat tersebut mereka tidak menutup aurat. Itu jelas dengan dipetegas denganhadist jadi saya secara pribadi menolak dan tidak setuju dengan pernyataanbapak tadi dan masih banyak lagi, maaf mungkin demikian”! serentak suasan kelasterdiam. Ketika itu juga tanggapan dosen diutarakan “Ya itu terserah anda,kalau anda memahaminya demikian, tetapi ingat firmanNya itu belum tentu sesuaiketika diterima oleh jibril lalu ke Muhammad apalagi ke umatnya. Masih ingattafsiran Quraish Shihab tentang jilbab? Beda kan! Ya terserah anda mb”!.
Seketika mencoba memahami perasaan akhwat yangberada didepan tadi mencoba menarik apa yang dipikirkan bahwa. Virus sipilissekarang sudah didepan mata!. Setelah kejadian tersebut seolah – olah mahasiswalainnya tak ada yang memperhatikan bahkan untuk memikirkan dan mencoba mendalami.Tiba – tiba terdengar seorang akhwat yang duduk dibelakang akhwat yang menolakpernyataan dosen memanggilnya. “Mb, memang beda to jilbab sama kerudung itu ??”tanyanya lirih. Akhwat itu pun menjawab “jelas beda mb coba dicheck nantidirumah Al Qur’annya sesuai ayat yang saya sebutkan tadi”. “nanti dilanjutdiluar ya mb bias dijelakan lagi” ungkap akhwat yang bertanya. “Insya Allah yamb nanti dibahas diluar lagi” jawabnya. Hingga akhirnya perkuliahan pun beakhirdengan kesimpulan diberikan kepada masing – masing mahasiswa. Ini yang membuataneh dan selalu mengganjal dalam pikiran “kesimpulan masing - masing” seolah –olah ketika belajar tidak mempunyai titik ukur yang sama, ini berbahaya jikasemuanya akan memahaminya akan menjrus kepada RELATIVISME. Virus yang sudahmenjalar ke seluruh elemen masyarakat. Berbahaya sangat !!

“Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu,anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: ‘Hendaklah merekamengulurkan* seluruh tubuh mereka.’ Yang demikian itu supaya merekalebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalahMaha Pengampun lagi Maha Penyayang. “ (Q.S Al-Ahzab: 59)
“Katakanlahkepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dankemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang(biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudungkedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka,atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atauputera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atauputera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuanmereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, ataupelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atauanak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita…” (An-Nur:31)


:::::::::::::::::;perkuliahan berakhir”:::::::::::
Diluar kelas telihat dua akhwat yang sudah merencanakanuntuk membahasnya lagi dilua pun terlihat sibuk diskusi. Tetapi tatap mukahanya sebentar pun tidak lantas selesai memamhamkan, diperlukan waktu lebih. “Semogabias membahasnya lagi ya lain waktu membuat aqad ubtuk menjelaskan ini ” ungkapsi keke kepada temannya tadi. “iya mb semoga bisa” jawabnya.

Sepanjang waktu yang berjalan hingga detik initernyata pertemuan tersebut belum juga terealisasikan, dan mungkin sebuah halyang tidak akan mungkin lagi mendapat kesempatan lagi. Setelah mata kuliahtersebut dengan begantinya semester pun tenyata tidak mampu menemukan keduaakhwat tadi. Sekalipun satu mata kuliah ternyata dia (panggil saja Ria) seringtidak masuk, kabarnya sedang sakit. Kami pun berfikiran sakit yang itu masih bisamembuat kami betemu kembali ternyata lama kelamaan terdengar penyakitnyaserius. Ada yang mengatakan dia komplikasi, “inikan penyakit yag serius tetapikenapa kami semua tidak peka.!” Ungkap hati kecilnya. Kami kurang peka dengansaudara kami, kami terlalu egois, kami terlalu menyibukkan diri. Hingga tidakada dari kami yang menjenguk atas nama perwakilan jurusan bahkan..entahlah.
“Saya lupa tepatnya hari itu, kalau tidak salahhari senin malam”. Sebuah pesan dari teman satu angkatan memberikan kabar bahwa“Inna lillahi wa inna ilaihi roji’un, teman kita (Ria) telah meninggal duniasore tadi”. Deg,,!! Jantugpun terasa berhenti. Pesan pemberitahuan pun tidakcukup satu, terus dan terus pesan masuk memberi kabar akan dia. Kami tidakpercaya, kami pun saling bertanya satu sama lain demi kebenaran kabar ini. Ya !kabar ini ternyata benar. Kami pun terdiam sejenak tidak saling membalas pesan.
“Ya Robbii aku belum bertemu dengannyaa,,,,,
Aku belum memberi penjelasan selanjutnya,,,
Aku belum memahamkannya,,,
Aku belum membuatnya untuk mengamalkannya,,,,!!
Beri kesempatan untuk bertemu Ya Robbi….. L ”

Menyesal,,,menyesal ,,menyesal,,, Penyesalanmemenuhi pikiran ini. Beban,,,beban itu belum tersampaikan, keinginannya belumku penuhi. Egois egois dan egois..!! telalu egois diri ini hingga sampai takmenemukan waktu untuk menatapnya. Kini dia telah pegi, dia pegi meninggalkankita.
Sungguh kagum diriku terhadap dirinya, diaberbeda, dia bukan seperti kebanyakan orang.
Disaat yang lainnya tak lagi ada yangmenanyakan,
disaat yang lain tak lagi memikirkan,
disaat yang lain tak peka dengan keadaan,,
dia memikirkan, dia menanyakan, dia peka dengankeadaan,,,

Kini dia tak lagi besama kami Ya Robbi,, Kaumenghendaki untuk mengambilnya terlebih dahulu dai kami. Kau memberikankesempatan kami untuk beberapa semester mengenalnya walau belum juga mampumengenalnya dengan sebenarnya mengenalnya. Maafkan diri ini yang belum mampumenyampaiakan kepadanya Ya Robb,,, ampunilah segala dosa – dosa nya, terimalahamalnya selama hidupnya dan tempat kanlah dia disisiMu Ya Robb,, aminn !!
(Teruntuk saudaraku Rika Vani yang hanya mampumengenalmua sebatas permukaan air laut. Dengan keramahanmu dan kepribadiannmu yanglua biasa, maaf kami belum mampu memahamimu.)
Dari saudaramu “Ukhlaiya Inqilabi”





Tidak ada komentar:

Posting Komentar