Syi'ah
hingga saat ini eksistensinya masih santer terdengar dan justru cukup
berkembang. Sebagian orang masih pula beranggapan bahwa ini sebuah
kelompok sempalan akibat peristiwa pada masa Khalifah Ali
rodhiyallaahu ‘anhu. Namun, tak sedikit pula umat muslim mulai memahami
bahwa Syi'ah bukanlah ajaran Islam.
Sebagai
seorang yang beriman, sudah barang tentu mengambil sumber dari yang
terpercaya. Oleh karenanya, dibawah ini ada sebuah riwayat dari Khilafah
Ustmaniyyah yang secara tegas menolak eksistensinya mengganggu umat
Islam. Dalam sebuah buku berjudul "Bangkit dan Runtuhnya Khilafah
Utsmaniyyah" karya sejarawan muslim ‘Ali Muhammad Ash Shalabi
menyebutkan secara tegas bahwa Syiah termasuk kelompok yang menyimpang.
Sebuah
fakta sejarah mencatat perjalanannya di masa daulah Islam. Mereka
muncul berbarengan dengan banyaknya kelompok yang menyimpang seperti
Druz, Bahai, dan lain-lain.
Mereka
tengah berani menampakkan batang hidungnya, khususnya sejak kedatangan
penjajah Salibis. Kebiasaan serta tak-tiknya selalu sama, yakni
bersekutu dengan musuh-musuh Islam. Dimasa lalu mereka bersekutu dengan
bangsa Tartar, kini ia berjalan dengan kaum Salibis. Saat daulah
Utsmaniyyah sedang menghadapi pasukan dari Prancis, mereka pula
bergandengan mesra dengan mereka.
Sempat
suatu ketika wilayah Syam tengah bergejolak, dan merekalah salah satu
pelakunya. Mereka pula sedang mengobarkan perlawanan pada umat muslim di
Syam. Sehingga seorang Gubernur Syam kala itu, Yusuf Pasya bergerak
turut serta melawan orang Syiah. Turun dan berlaga di medan perang demi
menyelamatkan kemuliaan Islam. Atas izin Allah, umat muslim dimenangkan.
Berhasil mendapati anak-anak mereka serta perempuan-perempuan mereka.
Kebaikan Yusuf Pasya membiarkan mereka dan memberi ampunan serta
membiarkannya tetap hidup dalam daulah Utsmaniyyah.
Namun,
mereka melonjak. Pada tahun 1834 M. Ia kembali lagi menyulut api
perlawanan. Kota Al Ladzaqiyyah mereka runtuhkan. Menghancurkan
bangunannya serta merusak para penghuninya. Khalifah Abdul Hamid II,
masih menunjukkan kebaikannya. Mereka kembali diajak pada Islam.
Diberikan tempat serta fasilitas lengkap belajar untuk kembali kepada
Islam. Membangunkan masjid serta sekolah-sekolah khusus untuk mereka
para pemberontak.
Usaha
Khalifah ingin mengembalikan kayakinan mereka, bahwa mereka harus
mengikuti perintah pemimpin yang menerapkan hukum Islam. Namun,
begitulah potret mereka. Dibaiki justru menyakiti.
Dhiya
Pasya dikirim untuk mengawasi mereka. Menjaga hingga mereka kembali
pada Islam. Lantas apa yang terjadi, kesekian kalinya mereka melakukan
perlawanan. Sesaat ditinggal pergi oleh Dhiya Pasya, watak kesesatannya
mereka munculkan. Mereka kembali merusak sekolah-sekolah yang sudah
megah di bangun oleh Khalifah. Mereka merusak masjid-masjid dengan
membakarnya seolah tak mengingat semua upaya kebaikan Khalifah pada
mereka.
Na'udzubillahi mindzalik, tsumma Na'udzubillah.,,
Siapa
yang tidak geram melihat ulah mereka. 'Ali Muhammad Ash Shalabi sampai
mengeluarkan ungkapan yang menunjukkan kesedihan. Kebaikan dari Khalifah
justru tak mereka indahkan. Sungguh suatu peristiwa yang menyakitkan.
Menyayangkan, kenapa Daulah Utsmaniiyah tidak sekalian menghancurkan
serta membumi hanguskan gerakan penyimpangan seperti Syiah. Mereka
sungguh sangat keji, mereka sungguh sangat jahat. Jika menelisik pada
sejarah Khalifah Abu Bakar rodhiyallaahu 'anhu, begitu tegasnya
menghukum orang-orang yang tengah murtad dari Islam. Mereka enggan taat
apalagi mengikuti hukum syari'at.
Sungguh,
kini dunia tengah dihadapkan pada musuh yang nyata. Dunia Islam tengah
ditunjukkan musuh-musuhnya secara terang-terangan. Saat muslim mulai
dikebiri dan tengah dijerumuskan dalam peradaban Barat. Didalam umat
Islam pun tengah diserang oleh mereka yang masih mengaku Islam. Sungguh,
tiada kemuliaan umat Islam kecuali mewujudkan kembali kemuliaannya
dalam naungan Khilafah Islamiyyah. Satu-satunya yang menjaga serta
satu-satunya yang mampu menerapkan hukum atas mereka yang tengah
membelot dari Syari'at.
Saaatnya
bergerak bersama memusuhi musuh sebenarnya. Jika kita umat muslim hanya
berdiam saja tanpa melakukan upaya perubahan, maka lihatlah tragisnya
riwayat sejarah mengkisahkan kekejian Syiah. We Are Muslim, and Syiah
Not Islam!
Wallohu 'alam Bisshowab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar