Pemahamanku tentang kapitalisme
yang sedikit aku bagi dalam tilusan disini harapannya mampu memberi yang
beda dengan yang lainnya. Sekarang ini masih banyak yang berpandangan
dan berpikiran kapitalistik. Tanpa ia sadari sebenarnya terjebak dan
beleum memahami kerangka besar kapitalisme. Ini akan memberi
perbandingan dengan fakta yang ada. Semoga bermanfaat.. ^^
Melihat kondisi negeri saat ini yang tidak lagi asing dengan berbagai media telah menyajikan berbagai kerusakan alam, eksploitasi alam, hingga dampaknya pada berbagai permasalahn yang muncul layaknya dari semua lapisan, hal ini tidak terhindar dari pemberitaan media. Garam impor dengan kondisi negeri ini yang memiliki julukan negeri maritime sungguh ironi. Padi impor dengan kondisi Indonesia yang sangat subur. Sapi impor dengan fakta kondisi negeri ini banyak peternakan yang ada. Dan masih banyak lagi kondisi yang sungguh ironi jika dijabarkan secara menyeluruh.
Dengan demikian dapat kita lihat sistem perekonomian yang mana sebenarnya yang terdapat dalam negeri ini. Kapityalisme yang tidak lagi asing terdengar membuat ketertarikan untuk mengetahui lebih mendalam mengenai sistem kapitalisme. Berbicara sebuah sistem tidak akan terlepas dari bagaimana sistem itu terlahir, berkembang dan sampai pada teraplikasikannya sistem tersebut. Akan tetapi masih banyak yang belum mengetahui kondisi real ketika melihat sistem ekonomi secara sekilas. Oleh karena itu diperlukan mengetahui sistem ekonomi secara garis besar dan mendalam yang memegang peranan penting secara khusus dan secara umum.
Kapitalisme adalah sistem perekonomian yang menekankan peran kapital (modal), yakni kekayaan dalam segala jenisnya, termasuk barang-barang yang digunakan dalam produksi barang lainnya (Bagus, 1996). Ebenstein (1990) menyebut kapitalisme sebagai sistem sosial yang menyeluruh, lebih dari sekedar sistem perekonomian. Ia mengaitkan perkembangan kapitalisme sebagai bagian dari gerakan individualisme. Sedangkan Hayek (1978) memandang kapitalisme sebagai perwujudan liberalisme dalam ekonomi. Menurut Ayn Rand (1970), kapitalisme adalah "a social system based on the recognition of individual rights, including property rights, in which all property is privately owned". (Suatu sistem sosial yang berbasiskan pada pengakuan atas hak-hak individu, termasuk hak milik di mana semua pemilikan adalah milik privat). Heilbroner (1991) secara dinamis menyebut kapitalisme sebagai formasi sosial yang memiliki hakekat tertentu dan logika yang historis-unik. Logika formasi sosial yang dimaksud mengacu pada gerakan-gerakan dan perubahan-perubahan dalam proses-proses kehidupan dan konfigurasi-konfigurasi kelembagaan dari suatu masyarakat. Istilah "formasi sosial" yang diperkenalkan oleh Karl Marx ini juga dipakai oleh Jurgen Habermas. Dalam Legitimation Crisis (1988), Habermas menyebut kapitalisme sebagai salah satu empat formasi sosial (primitif, tradisional, kapitalisme, post-kapitalisme).
Kapitalisme menjadi sebuah ideology yang bukan hanya diterapkan dalam satu negara saja. Secara praktis ideology ini diterapkan di mayoritas negara – negara dunia saat ini. Bahkjan setelah runtuhnya Uni Soviet, negara- negara eks Komunis itu pun berbondong-bondong memeluk Kapitalisme. Kapitalisme merupakan sebuah ideologi mempunyai akidah, pemikiran dan juga sistem. Sebagaimana kita ketahui ideologi yang lainnya. Mengetahui konstruksi ideology ini secara utuh merupakan masalah yang penting , sebab dari sanalah bangunan sistem ekonomi Kapitalis yang kita ketahui itu lahir.
Pemahaman akidah Kapitalisme meyakini secara mutlak pemisahan agama dari kehidupan (sekulerisme). Agama tidak boleh mencampuri urusan politik, sistem ekonomi, atau sistemapapun. Karena, apa yang menjadi hak kaisar harus diserahkan kepada kaisar , dan apa yang menjadi hak tuhan harus diserahkan kepada tuhan. Sekulerisme inilah yang menjadi akidah Kapitalisme. Berdasakan aqidah sekulerisme ini, kaidah berfikir sistem Kapitalisme dibangun. Kaidah yang menyatakan bahwa manusialah yang menjadi oknum yang berhak membuat aturan hidupnya sendiri. Dengan logika yang sama akidah Kapitalisme ini telah memberikan kebebasan penuh kepada manusia untuk berpendapat, berkeyakinan, termasuk mempunyai kepemilikan. Dimana dari kebebasan inilah lahir sistem ekonomi Kapitalis. Karena itu sebutan Kapitalisme sesungguhnya mempresentasikan bagian yang paling menonjol dalam ideologi tersebut, bahkan sangat tepat jika ideology ini disebut dengan Kapitalisme.
Awalnya, ideologi ini lahir ketika para kaisar dan raja di Eropa dan Rusia telah menggunakan agama sebagai sarana untuk mengeksploitasi, menzalimi, dan menumpahkan darah rakyatnya. Mereka menggunakan kaum agamawan atau ruhaniawan untuk menjustisifikasi tindakannya tersebut. Maka dari inilah muncul proses dialektika intelektual antara kelompok filsuf dan pemikir, menolak agama sama sekali dan ad yang tidak menolak. Maka proses itulah yang kemudian dikenal dengan istilah Sekulerisme. Selain Sekulesrisme ideology ini bersifat individualis, yang memandang masyarakat etrdiri dari individu. Karena itulah ideologi ini menjamin kebebasan individu secara mutlak dari semua batasan, baik agama, tradisi, atau yang lain. Suatu hal yang wajar jika kebebasan berkeyakinan sangat diagungkan sebagiamana kepemilikan.
Sedangkan menurut Deliarnov (1997) dan Koesters (1987), faham ekonomi Kapitalisme lahir dari bumi Eropa. Sebelum faham ekonomi Kapitalisme lahir, aliran yang berkembang adalah faham ekonomi merkantilisme. Ekonomi ini beranggapan bahwa manusia itu memiliki sifat serakah, rakus, egois, mementingkan diri sendiri. Merkantilisme beranggapan sifat seperti ini sebagai sifat yang negative / jahat. Karena gagal dalam mensejahterakan ekonomi bagi rakyatnya maka suatu hal yang wajar munvuk kaum intelektual yang berfikir kritis sehingga menyikapi faham yang dianggap buruk. Pada tahun 1776 telah terbit sebuah buku yang menggoncangkan percaturan pemikiran ekonomi pada waktu itu. Buku yang berjudul “The Wealth of Nations” yang ditulis oleh Adam Smith. Buku ini mengkritik pandangan dasar Merkantilisme yang beranggapan manusia bersifat rakus, serakah, dll yang berfaham salah, tetapi justru sifat-sifat tersebut sangat positif.
Menurut Zembalist, sistem ekonomi kapitalisme pada intinya terletak pada penguasaan seluruh proses produksi secara individu oleh orang yang menginvestasikan modalnya, yang kemudian disebut sebagai kaum kapitalis dan dijalankan oleh kaum kapitalis itu sendiri untuk suatu keuntungan, sementara sebagian besar dari orang-orang adalah pekerja yang bekerja untuk mendapatkan upah (mereka tidak memiliki modal ataupun produk yang dihasilkan.)
Ebenstein dan Fogelman (1994) mempunyai pendapat yang lebih spesifiktentang ekonomi kapitalisme, bahwa sistem ini dapat dicirikan dengan empat pilar utama :
a. Pemilikan perorangan
Dalam sistem ekonomi kapitalisme pemilikan alat –alat produksi (tanah, pabrik, mesin,sumber alam) dikuasai secara perorangan bukan oleh negara. Prinsip ini tetap mengakui adanya pemilikan negara yang berwujud monopoli yang bersifat alamiah atau menyangkut pelayanan jasa kepada masyarakat umum, tetapi hal tersebut tetap dianggap sebagai pengecualian, bukan baguan dari peraturan.
b. Perekonomian Pasar
Perekonomian ini didasarkan pada spesialisasi kerja. Setiap orang hanya memasok sebagian kecil dalam emmenuhi kebutuhannya melalu ketrampilan dan pekerjaan pribadi. Barang dan jasa yang dihasilkan untuk pasar bukan kebutuhan rumah tangga produsen.
c. Persaingan
Riset merupakan yang paling penting. Riset yang dilakukan hari ini ditujukan untuk mendapatkan produk yang lebih murah dan berkualitas untuk esok hari. Bersaing antara perusahaan – perusahaan membelanjakan anggaran yang terus meningkat untuk keperluan riset. Ini merupakan hal yang penting dalam perekonomian antar negara.
d. Keuntungan
Dalam sistem ini keuntungan merupakan cirri pokok. Perekonomian kapitalis memberikan kesempatan lebih banyak untuk meraih keuntungan, disbanding dengan perekonomian yang lain, kebebasan hak kepemilikan dan kebebasan mengadakan kontrak.
Ekonomi dalam pandangan Kapitalisme adalah sistem yang membahas kebutuhan – kebutuhan manusia beserta alat –alat pemuasnya. Konsep ekonomi ini membahas aspek materi, karena kebutuhan yang diakui adalah kebutuhan materi. Sementara kebutuhan non materi, seperti kebutuhan spiritual maupun emosional, sama sekali tidak mempunyai tempat dan nilai. .
Para pengkritik globalisasi, disisi lain memandang sebuah dunia yang berbeda, mereka takut bahwa meningkatnya perdagangan, investasi asing, dan arus keuangan akan menghasilkan konsekuensi-konsekuensi negative yang kuat bagi masyarakat-masyarakat mereka. Banyak pihak membayangkan kejayaan sistem kapitalis yang kejam bercirikan eksploitasi, dominasi dan bertumbuhnya ketidakmerataan di dalam dan diantara masyarakat-masyarakat nasional. Terinderanya sebuah dunia yang suram dengan keseragaman budaya, komersialisasi yang merajalela dan bahkan kehancuran Barat.
Salah satu dari berbagai hal yang dilakukan para penganut kapitalisme adalah diadakannya berbagai konferensi untuk membahas sistem dan permasalahan kapitalisme. Pada tahun 2012 yang lalu diadakan sebuah Konferensi tahunan World Economic Forum (WEF) di Pegunungan Alpen Swiss, tepatnya di Davos. Pertemuan sekitar akhir bulan Januari yang bertema “Transformasi Besar, Membentuk Model Baru” dihadiri hampir semua pendekar global. Sebut saja George Soros, Bill Gates dari Microsoft, direktur LSM Green Peace Kumi Naido pembisnis top AS Donald Trump, Karen Amstrong, Direktur IMF, dll. Serta tokoh – tokoh dari negara berkembang. Diadakannya berbagai kegiatan salah satunya WEF merupakan ketidak percayaan lagi terhadap Ideologi Kapitalisme, munculnya berbagai permasalahan layaknya krisis yang memburuknya krisis ekonomi di Eropa. Pengangguran yang tinggi diberbagai negara misal Italia, Spanyol, Hungaria semuanya menghadirkan kekhawatiran terhadap sistem ekonomi Kapitalisime. Sistem yang banyak orang mengaungkan ini justru berujung pada ketidakpastian, tetapi juga ketimpangan keserakahan dan kemiskinan. Artinya sistem ini sufah tidak cocok lagi untuk menjalani abad ke 21. Pertemuan Davos sebagai symbol persekutuan para kapitalis akhirnya menjadi ajang bagi kapitalis itu sendiri untuk mengkritik habis-habisan sistem yang mereka anut. Seorang Klaus Schwab bersasal dari Jerman ini pun mengakui sebagai pendiri dan pimpinan WEF kapitalisme tidak dapat diharapkan untuk menyelesaikan masalah dunia saat ini. David Rubenstein salah satu pendiri Carlyle Group penegelola dana investasi global yang bermarkas di Washington menganggap bahwa Kapitalisme merupakan bentuk terburuk dari berbagai sistem. Krisis yang menimpa sistem ini sudah berulang kali terjadi seperti [ada tahun 2007 yang menjalar k negara- negara lain didunia. Paman Sam sebagai negeri yang sangat rapuh , penyebab krisis ekonomi Amerika adalah karena penumpukan hutang hingga 8.98 triliun dolar AS, pengurangan pajak korporasi serta pembekakan biaya Perang Irak, Afghanistan.
Bahkan pertemuan negar-negara maju dan berkembang G20 di Prancis Nopember 2011 juga terjadi kekhawatiran. Parahnya dalam pertemuan tersebut juga tidak ditemukan jalan keluar mengatasi krisis. Yang terjadi justru mempertajam perbedaan pandangan dari ketiga kubu ekonomi global. Karena itu pemimpin negara kemudian berupaya menyelamatkan negaranya masing-masing. Krisis yang menimpa negar-negara pengemban Ideologi kapitalis menunjukkan sistem ekonomi kapitalis bukan lagi berada ditepi jurang, tetapi memang sudah berada dalam kehancuran. Upaya – upaya pemimpin negar kapitalis untuk menyelamatkan tidak pernah membuahkan hasil nyata. (Yulianto:2012). Dan hanya sistem Islam yang akan mampu menyelesaikan permasalahan hidup dalam bingkai KHILAFAH. Say No to Capitalism....!!! #KapitalismeMati
Kapitalisme merupakan sebuah sistem ekonomi yang tidak lagi asing dalam pendengaran dan juga sorotan media saat ini. Dari pengertian kapitalis sendiri dapat diartikan sebagi perwujudan liberalisme dalam ekonomi sehingga yang ada saat ini justru ketimpangan diberbagai sektor. Kelahiran ideologi Kapitalisme ini yang senantiasa berusaha untuk mengedepankan kebebasan sehingga dari inilah lahir banyak perautan yang dibuat oleh manusia. Kapitalisme ini telah memberikan kebebasan penuh kepada manusia untuk berpendapat, berkeyakinan, termasuk mempunyai kepemilikan. dari kebebasan inilah lahir sistem ekonomi Kapitalis. Kepemilikan perorangan, persaingan pasar, dll menjadi sebuah tujuan utama kapitalisme. Sehingga tidak khayal lagi yang terjadi saat ini justru banyak permasalahan muncul akbat diterapkannya sistem ekonomi kapitalisme, yang akhirnya membuat para kapitalis sendiri sudah tidak meyakini keberhasilan sistem ekonomi yang membuat orang kaya semakin kaya, yang miskin menjadi semakin miskin. Hingga akhirnya sistem ini sudah berada dalam jurang kehancuran.
Daftar Pustaka
Dwi Condro Triono.2012.Ekonomi Islam Madzhab Hamfara.Yogyakarta: Irtikaz
Hafidz Abdurrohman.2010.Muqoddimah Sistem Ekonomi Islam Kritik Atas Sistem Ekonomi Kapitalisme Hingga Sosialisme Marxisme.Bogor:Al Azhar Press
Robert Gilpin dan Jeans Millis Gilpin,2002,Tantangan Kapitalisme Global (Ekonomi Dunia Abad ke 21), Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Majalah Al Wa’ie,2012,Kapitalisme Global Menanti Ajal,edisi No 139 Tahun XII,
http://jakaparama.blogspot.com/2009/12/pengertian-kapitalisme.html, Di Unduh Senin, 18 Maret 2013, pukul 14.59 WIB
Melihat kondisi negeri saat ini yang tidak lagi asing dengan berbagai media telah menyajikan berbagai kerusakan alam, eksploitasi alam, hingga dampaknya pada berbagai permasalahn yang muncul layaknya dari semua lapisan, hal ini tidak terhindar dari pemberitaan media. Garam impor dengan kondisi negeri ini yang memiliki julukan negeri maritime sungguh ironi. Padi impor dengan kondisi Indonesia yang sangat subur. Sapi impor dengan fakta kondisi negeri ini banyak peternakan yang ada. Dan masih banyak lagi kondisi yang sungguh ironi jika dijabarkan secara menyeluruh.
Dengan demikian dapat kita lihat sistem perekonomian yang mana sebenarnya yang terdapat dalam negeri ini. Kapityalisme yang tidak lagi asing terdengar membuat ketertarikan untuk mengetahui lebih mendalam mengenai sistem kapitalisme. Berbicara sebuah sistem tidak akan terlepas dari bagaimana sistem itu terlahir, berkembang dan sampai pada teraplikasikannya sistem tersebut. Akan tetapi masih banyak yang belum mengetahui kondisi real ketika melihat sistem ekonomi secara sekilas. Oleh karena itu diperlukan mengetahui sistem ekonomi secara garis besar dan mendalam yang memegang peranan penting secara khusus dan secara umum.
Kapitalisme adalah sistem perekonomian yang menekankan peran kapital (modal), yakni kekayaan dalam segala jenisnya, termasuk barang-barang yang digunakan dalam produksi barang lainnya (Bagus, 1996). Ebenstein (1990) menyebut kapitalisme sebagai sistem sosial yang menyeluruh, lebih dari sekedar sistem perekonomian. Ia mengaitkan perkembangan kapitalisme sebagai bagian dari gerakan individualisme. Sedangkan Hayek (1978) memandang kapitalisme sebagai perwujudan liberalisme dalam ekonomi. Menurut Ayn Rand (1970), kapitalisme adalah "a social system based on the recognition of individual rights, including property rights, in which all property is privately owned". (Suatu sistem sosial yang berbasiskan pada pengakuan atas hak-hak individu, termasuk hak milik di mana semua pemilikan adalah milik privat). Heilbroner (1991) secara dinamis menyebut kapitalisme sebagai formasi sosial yang memiliki hakekat tertentu dan logika yang historis-unik. Logika formasi sosial yang dimaksud mengacu pada gerakan-gerakan dan perubahan-perubahan dalam proses-proses kehidupan dan konfigurasi-konfigurasi kelembagaan dari suatu masyarakat. Istilah "formasi sosial" yang diperkenalkan oleh Karl Marx ini juga dipakai oleh Jurgen Habermas. Dalam Legitimation Crisis (1988), Habermas menyebut kapitalisme sebagai salah satu empat formasi sosial (primitif, tradisional, kapitalisme, post-kapitalisme).
Kapitalisme menjadi sebuah ideology yang bukan hanya diterapkan dalam satu negara saja. Secara praktis ideology ini diterapkan di mayoritas negara – negara dunia saat ini. Bahkjan setelah runtuhnya Uni Soviet, negara- negara eks Komunis itu pun berbondong-bondong memeluk Kapitalisme. Kapitalisme merupakan sebuah ideologi mempunyai akidah, pemikiran dan juga sistem. Sebagaimana kita ketahui ideologi yang lainnya. Mengetahui konstruksi ideology ini secara utuh merupakan masalah yang penting , sebab dari sanalah bangunan sistem ekonomi Kapitalis yang kita ketahui itu lahir.
Pemahaman akidah Kapitalisme meyakini secara mutlak pemisahan agama dari kehidupan (sekulerisme). Agama tidak boleh mencampuri urusan politik, sistem ekonomi, atau sistemapapun. Karena, apa yang menjadi hak kaisar harus diserahkan kepada kaisar , dan apa yang menjadi hak tuhan harus diserahkan kepada tuhan. Sekulerisme inilah yang menjadi akidah Kapitalisme. Berdasakan aqidah sekulerisme ini, kaidah berfikir sistem Kapitalisme dibangun. Kaidah yang menyatakan bahwa manusialah yang menjadi oknum yang berhak membuat aturan hidupnya sendiri. Dengan logika yang sama akidah Kapitalisme ini telah memberikan kebebasan penuh kepada manusia untuk berpendapat, berkeyakinan, termasuk mempunyai kepemilikan. Dimana dari kebebasan inilah lahir sistem ekonomi Kapitalis. Karena itu sebutan Kapitalisme sesungguhnya mempresentasikan bagian yang paling menonjol dalam ideologi tersebut, bahkan sangat tepat jika ideology ini disebut dengan Kapitalisme.
Awalnya, ideologi ini lahir ketika para kaisar dan raja di Eropa dan Rusia telah menggunakan agama sebagai sarana untuk mengeksploitasi, menzalimi, dan menumpahkan darah rakyatnya. Mereka menggunakan kaum agamawan atau ruhaniawan untuk menjustisifikasi tindakannya tersebut. Maka dari inilah muncul proses dialektika intelektual antara kelompok filsuf dan pemikir, menolak agama sama sekali dan ad yang tidak menolak. Maka proses itulah yang kemudian dikenal dengan istilah Sekulerisme. Selain Sekulesrisme ideology ini bersifat individualis, yang memandang masyarakat etrdiri dari individu. Karena itulah ideologi ini menjamin kebebasan individu secara mutlak dari semua batasan, baik agama, tradisi, atau yang lain. Suatu hal yang wajar jika kebebasan berkeyakinan sangat diagungkan sebagiamana kepemilikan.
Sedangkan menurut Deliarnov (1997) dan Koesters (1987), faham ekonomi Kapitalisme lahir dari bumi Eropa. Sebelum faham ekonomi Kapitalisme lahir, aliran yang berkembang adalah faham ekonomi merkantilisme. Ekonomi ini beranggapan bahwa manusia itu memiliki sifat serakah, rakus, egois, mementingkan diri sendiri. Merkantilisme beranggapan sifat seperti ini sebagai sifat yang negative / jahat. Karena gagal dalam mensejahterakan ekonomi bagi rakyatnya maka suatu hal yang wajar munvuk kaum intelektual yang berfikir kritis sehingga menyikapi faham yang dianggap buruk. Pada tahun 1776 telah terbit sebuah buku yang menggoncangkan percaturan pemikiran ekonomi pada waktu itu. Buku yang berjudul “The Wealth of Nations” yang ditulis oleh Adam Smith. Buku ini mengkritik pandangan dasar Merkantilisme yang beranggapan manusia bersifat rakus, serakah, dll yang berfaham salah, tetapi justru sifat-sifat tersebut sangat positif.
Menurut Zembalist, sistem ekonomi kapitalisme pada intinya terletak pada penguasaan seluruh proses produksi secara individu oleh orang yang menginvestasikan modalnya, yang kemudian disebut sebagai kaum kapitalis dan dijalankan oleh kaum kapitalis itu sendiri untuk suatu keuntungan, sementara sebagian besar dari orang-orang adalah pekerja yang bekerja untuk mendapatkan upah (mereka tidak memiliki modal ataupun produk yang dihasilkan.)
Ebenstein dan Fogelman (1994) mempunyai pendapat yang lebih spesifiktentang ekonomi kapitalisme, bahwa sistem ini dapat dicirikan dengan empat pilar utama :
a. Pemilikan perorangan
Dalam sistem ekonomi kapitalisme pemilikan alat –alat produksi (tanah, pabrik, mesin,sumber alam) dikuasai secara perorangan bukan oleh negara. Prinsip ini tetap mengakui adanya pemilikan negara yang berwujud monopoli yang bersifat alamiah atau menyangkut pelayanan jasa kepada masyarakat umum, tetapi hal tersebut tetap dianggap sebagai pengecualian, bukan baguan dari peraturan.
b. Perekonomian Pasar
Perekonomian ini didasarkan pada spesialisasi kerja. Setiap orang hanya memasok sebagian kecil dalam emmenuhi kebutuhannya melalu ketrampilan dan pekerjaan pribadi. Barang dan jasa yang dihasilkan untuk pasar bukan kebutuhan rumah tangga produsen.
c. Persaingan
Riset merupakan yang paling penting. Riset yang dilakukan hari ini ditujukan untuk mendapatkan produk yang lebih murah dan berkualitas untuk esok hari. Bersaing antara perusahaan – perusahaan membelanjakan anggaran yang terus meningkat untuk keperluan riset. Ini merupakan hal yang penting dalam perekonomian antar negara.
d. Keuntungan
Dalam sistem ini keuntungan merupakan cirri pokok. Perekonomian kapitalis memberikan kesempatan lebih banyak untuk meraih keuntungan, disbanding dengan perekonomian yang lain, kebebasan hak kepemilikan dan kebebasan mengadakan kontrak.
Ekonomi dalam pandangan Kapitalisme adalah sistem yang membahas kebutuhan – kebutuhan manusia beserta alat –alat pemuasnya. Konsep ekonomi ini membahas aspek materi, karena kebutuhan yang diakui adalah kebutuhan materi. Sementara kebutuhan non materi, seperti kebutuhan spiritual maupun emosional, sama sekali tidak mempunyai tempat dan nilai. .
Para pengkritik globalisasi, disisi lain memandang sebuah dunia yang berbeda, mereka takut bahwa meningkatnya perdagangan, investasi asing, dan arus keuangan akan menghasilkan konsekuensi-konsekuensi negative yang kuat bagi masyarakat-masyarakat mereka. Banyak pihak membayangkan kejayaan sistem kapitalis yang kejam bercirikan eksploitasi, dominasi dan bertumbuhnya ketidakmerataan di dalam dan diantara masyarakat-masyarakat nasional. Terinderanya sebuah dunia yang suram dengan keseragaman budaya, komersialisasi yang merajalela dan bahkan kehancuran Barat.
Salah satu dari berbagai hal yang dilakukan para penganut kapitalisme adalah diadakannya berbagai konferensi untuk membahas sistem dan permasalahan kapitalisme. Pada tahun 2012 yang lalu diadakan sebuah Konferensi tahunan World Economic Forum (WEF) di Pegunungan Alpen Swiss, tepatnya di Davos. Pertemuan sekitar akhir bulan Januari yang bertema “Transformasi Besar, Membentuk Model Baru” dihadiri hampir semua pendekar global. Sebut saja George Soros, Bill Gates dari Microsoft, direktur LSM Green Peace Kumi Naido pembisnis top AS Donald Trump, Karen Amstrong, Direktur IMF, dll. Serta tokoh – tokoh dari negara berkembang. Diadakannya berbagai kegiatan salah satunya WEF merupakan ketidak percayaan lagi terhadap Ideologi Kapitalisme, munculnya berbagai permasalahan layaknya krisis yang memburuknya krisis ekonomi di Eropa. Pengangguran yang tinggi diberbagai negara misal Italia, Spanyol, Hungaria semuanya menghadirkan kekhawatiran terhadap sistem ekonomi Kapitalisime. Sistem yang banyak orang mengaungkan ini justru berujung pada ketidakpastian, tetapi juga ketimpangan keserakahan dan kemiskinan. Artinya sistem ini sufah tidak cocok lagi untuk menjalani abad ke 21. Pertemuan Davos sebagai symbol persekutuan para kapitalis akhirnya menjadi ajang bagi kapitalis itu sendiri untuk mengkritik habis-habisan sistem yang mereka anut. Seorang Klaus Schwab bersasal dari Jerman ini pun mengakui sebagai pendiri dan pimpinan WEF kapitalisme tidak dapat diharapkan untuk menyelesaikan masalah dunia saat ini. David Rubenstein salah satu pendiri Carlyle Group penegelola dana investasi global yang bermarkas di Washington menganggap bahwa Kapitalisme merupakan bentuk terburuk dari berbagai sistem. Krisis yang menimpa sistem ini sudah berulang kali terjadi seperti [ada tahun 2007 yang menjalar k negara- negara lain didunia. Paman Sam sebagai negeri yang sangat rapuh , penyebab krisis ekonomi Amerika adalah karena penumpukan hutang hingga 8.98 triliun dolar AS, pengurangan pajak korporasi serta pembekakan biaya Perang Irak, Afghanistan.
Bahkan pertemuan negar-negara maju dan berkembang G20 di Prancis Nopember 2011 juga terjadi kekhawatiran. Parahnya dalam pertemuan tersebut juga tidak ditemukan jalan keluar mengatasi krisis. Yang terjadi justru mempertajam perbedaan pandangan dari ketiga kubu ekonomi global. Karena itu pemimpin negara kemudian berupaya menyelamatkan negaranya masing-masing. Krisis yang menimpa negar-negara pengemban Ideologi kapitalis menunjukkan sistem ekonomi kapitalis bukan lagi berada ditepi jurang, tetapi memang sudah berada dalam kehancuran. Upaya – upaya pemimpin negar kapitalis untuk menyelamatkan tidak pernah membuahkan hasil nyata. (Yulianto:2012). Dan hanya sistem Islam yang akan mampu menyelesaikan permasalahan hidup dalam bingkai KHILAFAH. Say No to Capitalism....!!! #KapitalismeMati
Kapitalisme merupakan sebuah sistem ekonomi yang tidak lagi asing dalam pendengaran dan juga sorotan media saat ini. Dari pengertian kapitalis sendiri dapat diartikan sebagi perwujudan liberalisme dalam ekonomi sehingga yang ada saat ini justru ketimpangan diberbagai sektor. Kelahiran ideologi Kapitalisme ini yang senantiasa berusaha untuk mengedepankan kebebasan sehingga dari inilah lahir banyak perautan yang dibuat oleh manusia. Kapitalisme ini telah memberikan kebebasan penuh kepada manusia untuk berpendapat, berkeyakinan, termasuk mempunyai kepemilikan. dari kebebasan inilah lahir sistem ekonomi Kapitalis. Kepemilikan perorangan, persaingan pasar, dll menjadi sebuah tujuan utama kapitalisme. Sehingga tidak khayal lagi yang terjadi saat ini justru banyak permasalahan muncul akbat diterapkannya sistem ekonomi kapitalisme, yang akhirnya membuat para kapitalis sendiri sudah tidak meyakini keberhasilan sistem ekonomi yang membuat orang kaya semakin kaya, yang miskin menjadi semakin miskin. Hingga akhirnya sistem ini sudah berada dalam jurang kehancuran.
Daftar Pustaka
Dwi Condro Triono.2012.Ekonomi Islam Madzhab Hamfara.Yogyakarta: Irtikaz
Hafidz Abdurrohman.2010.Muqoddimah Sistem Ekonomi Islam Kritik Atas Sistem Ekonomi Kapitalisme Hingga Sosialisme Marxisme.Bogor:Al Azhar Press
Robert Gilpin dan Jeans Millis Gilpin,2002,Tantangan Kapitalisme Global (Ekonomi Dunia Abad ke 21), Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Majalah Al Wa’ie,2012,Kapitalisme Global Menanti Ajal,edisi No 139 Tahun XII,
http://jakaparama.blogspot.com/2009/12/pengertian-kapitalisme.html, Di Unduh Senin, 18 Maret 2013, pukul 14.59 WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar