Bismillahirrohmanirrohim,,
Empat terakhir dari catatan yang seharusnya berjumlah 28# Jogjakarta, 8 Rajab 1434, 21.30
“Aku
bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah SWT, dan tidak ada sekutu
bagi-Nya. Dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah hamba dan
untusan-Nya”.
“Hai orang –orang yang beriman,
bertakwalah kepada Allah sebenar-benarnya takwa kepadaNya, dan janganlah
sekali-kali kalian mati melainkan dalam keadaan Islam (QS. Ali Imron :
102”)
Suatu hal yang wajar apabila
terdapat seseorang yang berusaha mengejar sesuatu dalam pandangannya
itu berharga. Mengejar yang saya maksud disini yaitu ketika dia
mengagumi sesosok idola dalam hidupnya. Tentu Rasulullah SAW menjadi
yang utama karena beliau menjadi suri tauladan bagi kita khususnya, dan
bagi seluruh manusia umumnya. Begitu juga para sahabat, dan para
generasi penerusnya.
Menjadikan sebuah catatan yang
harapannya bisa menjadi rujukan disaat belajar atau menjadi pengingat
disaat kita lupa. Itulah yang saya targetkan dari awal pertemuan dengan
sosok beliau “yang istimewa”. Beliau satu-satunya staff pengajar di kampus putih ini dan tepatnya di Fakultas Ada dan Ilmu Budaya. Sering terkenal juga dengan kampus pemikiran liberalnya yang
banyak orang luar menyebutnya demikian. “Entahlah, ada yang menyadari
atau tidak, pura-pura sadar atau tidak dengan apa yang terjadi
sebenarnya, jika ada yang ingin mengetahui silahkan masuk dikampus ini
demi membuktikan adanya kabar itu. (:D) Tetapi fokus yang ingin saya
tulis dalam catatan ”keempat terakhir ini” bukan itu. Sedikit curiculum
vitae tentang beliau “yang istimewa” yaitu
beliau seorang muslim, seorang bapak dari 3 putra putrinya, beliau
seorang imam tentunya, beliau seorang dosen pendidik, dan beliau seorang
ilmuan.
Pernah mengenyam pendidikan di negeri yang terkenal dengan sungai nil-nya dengan berbagai pengalaman yang selalu beliau ceritaan kepada kita. Dan
tak kalah pentingnya beliau menjadi satu-satunya dosen yang dipesankan
kursi secara khusus untuk menuntut ilmu dinegara yang KATANYA SUPER POWER tetapi sayangnya tiket khusus itu DITOLAK.!
Hmm sangat saluuut sekali mendengarya, beserta rasa kagum menghampiri
pikiranku ketika beliau bercerita kepada kami tentang penolakannya. Pada
intinya beliau tidak ingin ketika nanti pulang dari negara yang KATANYA PAMANSAM itu justru menjadi provokator atau bisa saya menyebutnya menjadi “antek mereka” dan beribu syukur alhamdulillah tidak jadi menjadi provokator.
Sedikit
mencatat banyak – banyak point penting dalam pembahasan kuliah ahad
kemarin tentang “COLD WAR” atau bahasa Indonesianya PERANG DINGIN.
Pemakalah forumnya disampaikan oleh dua sahabatku @Zunu Rany P dan
@Nikmah Nur A. Secara mendetail tentang “COLD WAR” bisa langsung
menanyakan kepada mereka berdua atau bisa di cari sendiri di
sumber-sumber rujukan yang akurat untuk pemahaman mendalamnya. Secara
gambaran besar akan sedikit aku ceritakan dengan sebisa mungkin
sesingkat – singkatnya.
Istilah “cold war” diperkenalkan oleh Bernanrd Baruch dan Walter Lippman
tahun 1947 dari Amerika yang menggambarkan persaingan antara Amerika
dengan Uni Soviet tentang bagaimana membangun Eropa pasca perang. Selam
beberapa decade selanjutnya peperangan merambah keseluruh dunia ketika
Amerika membangun pertahanan komunisme dengan membentuk sejumlah aliansi
berbagai negara, terutama negara Eropa Barat, Timur Tengah dan Asia
Tenggara. Secara fakta sejarah mereka kedua negara tersebut tidk pernah
bertempur secara langsung. Secara faktor penyebab terjadinya perang
dingin yaitu adanya keinginan untuk
- Menyebarkan Ideologi
- Keinginan untuk Berkuasa
- Berdirinya pakta pertahanan atau terkenal dengan NATO.
Bebagai
faktor diatas bisa dilihat dalam buku karangan Wahjudi Djaja dengan
judul “Sejarah Eropa dari Eropa Kuno Hingga Eropa Modern”. Sedikit
diatas gambaran singkat tentang Perang Dingin yang telah terjadi kala
itu. Tetapi yang ingin aku bagi dalam sebuah catatan ini adalah mengenai
“brilliant message” dari “yang istimewa” yang teringkas dibawah ini.
Beliau menyampaikan bahwa terjadinya Perang Dingin antara Amerika dan Uni Soviet yaitu persaingan untuk MENJUAL IDEOLOGI mereka masing-masing. Negara Amerika dengan MENJUAL KAPITALISMEnya sedangkan Uni Soviet MENJUAL SOSIALISMEnya.
Dampaknya sungguh luar biasa memang perang ini, hal ini terbukti dengan
keberhasilan mereka yang tak terlepas dari kondisi sekarang yang
merupakan perpanjangan dari Perang Dingin negara tersebut. Terbukti
dengan BARANG DAGANGANNYA yaitu diantaranya DEMOKRASI, HAK ASASI MANUSIA (HAM),
ini berhasil tersebar dan berhasil ditelan oleh negara-negara
berkembang, tak terlepas juga negeri kita ini yaitu Indonesia. Begitu
juga dengan Uni Soviet dengan Barang dagangannya yaitu IDEOLOGI SOSIALISME nya berhasil juga ditelan oleh negeri-negeri berkembang juga. Tak tertinggal juga negeri kita.
Masih teringat jelas dalam sejarah bahwa negara kita kala itu tidak mendukung Blok Barat dan juga Blok Timur. Istilah NON BLOK
sangat familiar kala itu hingga sekarang dalam pelajaran-pelajaran
disekolah masih tetap ada. Padahal jika dicermati kembali dan
diperhatikan dengan seksama negara kita ini jelas korban dari kedua-
duanya. Jadi istilah NON BLOK itu sebenarnya tidak ada. Terbukti masih
ingat bukan negeri kita menerapka NASAKOMnya? Yah ini barang dagangannya
Uni Soviet. Dan ingat juga kan sampai sekarang KAPITALISME merajai ?
bahkan DEMOKRASI sangat ketara dan nyata adanya. Ini juga BARANG
DAGANGAN mereka,,, jadi dikatakan kita ini hanya konsumen setia.
Hmm..ternyata ,,
Aplikasinya bagaimana mereka..?
- Untuk menyebarkan ideologi mereka masing – masing yaitu KAPITALISME dan SOSIALISME maka diebntuklah LSM (NGO). Membuat,,meneliti,,dan akhirnya data-data diberikan kepada Mereka para penyumbang dana. Jadi wajar saja kalau kata dosen “yang istimewa” itu negeri kita ini secara khusus dan negeri2 yang lain dalam cengkeraman Amerika dan sekutu-sekutunya negeri ini “Telanjang” dimata mereka. Mereka tahu apapun tentang negeri ini. Itu karena negeri ini sendiri RELA ditelanjangi.
- GTG ---> Goverment to Goverment. Dibangunlah kedutaan – kedutaan Besar negara-negara asing. Ini sama saja memfasilitasi negeri ini untuk dijajah. Masih ingat bukan kabar akan dibangunnya kedutaan Amerika? Oh no.. mengerikan sekali..!! mencetak buku – buku sebanyak mungkin sampai diberikan Beasiswa untuk para pelajar demi mempelajari dan mengetahui negara lain yang akhirnya nanti akan disebarkan kenegerinya sendiri. Mana identitas kebangsaan kita? Ternyata tidak ada... ya tidak ada,
- Dbentuk LIA (Lembaga Indonesia Amerika), DENGAN LEMBAGA – LAMBAGA lainnya. Dengan BELANDA ada Kata Pustaka). ISO yang begitu dibangga – banggakan, padahal dengan adanya ISO ini mereka mengetahui data apapun dari negeri ini secara CUMA – CUMA,,!! Kayak perdana aja,, :D
- Fenomena anak kekiri – kirian yang tidak dilepas begitu saja, justru dibawa ke negara Philipina sampai ke Jepang. Diadakan trainning dan sekembalinya dinegerinya akan menjadi antek.
- Fenomena ADAM AIR masih teringat ketika peristiwa jatuhnya pesawa itu..? ya bagaimana bisa menemukan letak jatuhnya pesawat itu? Dosen saya bercerita ketika berbarengan dengan “Roy Suryo” dalam sebuah perjalanan mengatakan: “Untuk mencari dimana dan mengetahui letak jatuhnya esawat dam Air harus memasuki Kedubes Amerika”. Wauw.. ide konyol bukan? (kata dosen).
- Dan masihh banyak lagi sebenarnya tentang fenomen dunia, tetapi karena keterbatasan ini untuk menjadikan sebuah catatan tolong dijadikan maklum adanya.
Unik memang membahas tentang realita
sekarang ini apabila dibarengi dengan sosok “yang istimewa”.
Penyajiannya tentu berbeda dengan yang “kebanyakan orang”. Bercerita
tentang realita sesungguhnya sungguh ironi melihat kondisi negeri ini
khususnya dan dunia umumnya. Karena jelas ketika IDEOLOGI
itu berasal dari akal manusia itu tidak akan mampu untuk
menyejahterakan Umat manusia secara menyeluruh. Justru kesengsaraan dan
kerusakan terjadi dimana – mana. Fitrah itu jelas ada, dan ketundukan
seorang makhluk terhadap Sang Khaliq tentu harus. Inilah yang seharusnya
disadari oleh setiap makhluk yang mampu membedakan ideologi yang mana
yang sesuai FITRAH manusia, memuaskan akal dan menyejahterakan manusia.
Apakah Kapitalisme? Sosialisme? Atau Islam?,, tentu hanya ISLAM yang
mampu.
Ada istilah unik dari beliau “yang istimewa” tentang realita negeri-negeri yang menjadi korban IDEOLOGI mereka. Yaitu “menikmati demokrasi = konsumen terbaik AMERIKA”.
=========================== >>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>
INI
hanya sebuah catatan yang sekiranya tidak akan mampu untuk memahami
secara menyeluruh. Tetapi dengan adanya ini harapannya kita menjadi
individu yang tidak berhenti untuk mempelajari dan mendalami serta
mencoba untuk ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi dan lebih
terperinci lagi untuk berfikir kritis. Berfkir benar sampai pada tahap
berfikir “cemerlang”. Setetes tinta yang saya dapatkan dari beliau “yang
istimewa”.
Silahkan jika ingin mengatahui
beliau secara lebih dan menimba ilmu kepada beliau. Perkuliahan masih
akan berlangsung hingga akhir semester ini ^^
Dalam mata kuliah SEJARAH DUNIA II
Jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam
Fakultas Adab dan Ilmu Budaya (UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA)
Hari Senin, Rabu Ruang 106---07.00 – 10.30 WIB
===Jazakumulloh Khoiron Katsiron ‘alaa ihtimamikunna====
Wassalamu’alaikum Warohmatulloh Wabarokatuh
-By : Rizka Ukhlaiya-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar